www.Okezone.com Jum'at, 27/07/2007 12:27 WIB
Kesehatan
Makan Sembarangan Picu Produksi Kolesterol
Pola hidup sehat menjadi sesuatu yang sulit dilakukan saat ini. Rutinitas membuat pola makan menjadi tidak teratur dan aktivitas fisik pun makin minim dilakukan.
Kurang kesadaran terhadap pola hidup sehat menyebabkan berbagai masalah kesehatan rentan terjadi. Salah satunya, peningkatan kolesterol di dalam darah.
Konsumsi daging, otak, jeroan, udang, dan makanan tinggi lemak lainnya dapat memicu semakin meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Apalagi jika tidak diimbangi olahraga dan istirahat yang cukup.
”Kolesterol adalah molekul sejenis lipid yang ada di aliran darah dan dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Kolesterol sendiri diproduksi oleh hati,” ungkap staf bagian kardiologi Siloam Hospital dr Antonia Ana Lukito.
Kolesterol dalam darah terdiri atas HDL, LDL, dan trigliserida. Walaupun sejumlah kolesterol dalam darah sangat dibutuhkan untuk kesehatan, jika kolesterol diproduksi secara berlebih, maka akan timbul berbagai macam masalah penyakit.
HDL atau high density lipoprotein merupakan kolesterol baik karena dipercaya dapat mengeluarkan kolesterol jahat di dalam darah. ”Kalau HDL merupakan kolesterol baik,maka ada kolesterol jahat yang biasa disebut dengan LDL atau low density lipoprotein,” ungkap dr Antonia.
LDL biasanya mengangkut sebagian besar kolesterol tubuh, beberapa di antaranya ditransfer melalui dinding arteri yang selanjutnya berkumpul membentuk plak. LDL sendiri memiliki sifat aterogenik yang menyebabkan penebalan dan kekakuan pembuluh darah. Penyebab kolesterol sendiri bisa dikarenakan berbagai macam faktor, termasuk di dalamnya pola makan dan riwayat keluarga. Kelainan kadar kolesterol dalam darah disebut sebagai dislipidemia.
Pada orang yang memiliki kolesterol tinggi ditambah dengan faktor risiko lainnya, seperti penyakit jantung maupun stroke, maka dinding pembuluh darah mudah dimasuki oleh kolesterol jahat atau LDL. ”Selain itu, lemak juga menjadi mudah menyusup. Lama-kelamaan akan menumpuk sebagai plak. Namun, pada orang yang kadar kolesterolnya normal, LDL tidak akan mudah menyusup,” paparnya.
Dia menambahkan, saluran darah yang sehat, pada permukaannya akan datar dan halus. Pembentukan plak sendiri tentu akan membuat saluran darah menjadi lebih sempit, dan jantung otomatis harus bekerja lebih keras lagi untuk memompa darah.
”Plak akan membatasi atau menghambat aliran darah. Plak juga dapat pecah dan membentuk gumpalan darah,” kata dr Antonia.
Untuk mencegah kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalisasi faktor risiko. Faktor risiko kolesterol dibagi dua,yakni faktor risiko yang bisa diubah dan tidak bisa diubah.
Faktor risiko yang tidak bisa diubah antara lain usia. Biasanya semakin bertambah usia, kadar kolesterol pun semakin tinggi. Selain itu, jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor. Biasanya wanita memiliki risiko terkena kolesterol tinggi ketika masa menopause karena di masa ini kadar LDL dalam tubuh wanita cenderung meningkat.
”Faktor genetik juga bisa menjadi faktor risiko yang memengaruhi tingginya kadar HDL atau LDL seseorang,” ungkap staf Departemen Ilmu Gizi FKUI Dr Sri Sukmaniah MSc SpGK.
Sementara itu, faktor risiko yang bisa diubah antara lain faktor gaya hidup, seperti obesitas, kandungan gizi pada makanan yang kurang diperhatikan saat dikonsumsi, kurang aktivitas yang bisa memicu naiknya kadar kolesterol, dan merokok. Semua faktor ini dapat membantu pembentukan penumpukan lemak pada dinding arteri.
Jika kolesterol yang menumpuk dalam darah semakin banyak, maka akan terjadi penyumbatan darah hingga berisiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. ”Di Indonesia penyebab kematian terbanyak ditemukan pada penyakit kardiovaskular. Dengan prevalensi penyakit jantung koroner sebanyak 43%, stroke 33%, dan penyakit kardiovaskular lainnya 14,4%,” tutur Sri Sukmaniah.
Untuk itu, pengecekan secara berkala terhadap kolesterol perlu dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol. Normalnya kolesterol dalam darah seseorang antara 150-200 mg/dl. Jika kadar kolesterol total kurang dari 200 mg/dl, maka seseorang dikatakan berisiko rendah terhadap penyakit jantung.
”Sementara yang total kolesterol antara 200-239 mg/dl, maka dia berisiko terserang penyakit jantung, dan jika total kolesterol lebih dari 240 mg/dl, maka termasuk yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung,” ungkap dr Purwantyastuti, dokter RS Cipto Mangunkusomo (RSCM).
Dia menambahkan, untuk mencegah penyakit pembuluh darah, ada tiga rasa yang harus dihindari. Rasa manis yang dihasilkan oleh gula yang bisa menjadi penyebab dari penyakit diabetes melitus. Kedua adalah rasa gurih yang berasal dari makanan berlemak seperti daging dengan penyakit penyertanya adalah dislipidemia sebagai faktor risiko utama penyakit jantung koroner.
”Terakhir adalah rasa asin yang berasal dari garam yang bisa menyebabkan hipertensi,” tandas Purwantyastuti. (sindo/via)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar